Senin, 15 Agustus 2016

Daerah Aliran Sungai


Daerah  Aliran  Sungai  (DAS)  (catchment,   basin,  watershed)  merupakan  daerah dimana  semua  airnya  mengalir  ke  dalam  suatu  sungai  yang  dimaksudkan.  Daerah  ini umumnya   dibatasi   oleh   batas   topografi,   yang   berarti   ditetapkan   berdasar   aliran   air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan pemakaian.

Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi oleh titik  kontrol,  yang  umumnya  merupakan  stasiun  hidrometri.  Memperhatikan  hal  tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan  bagian dari DAS lain (Sri Harto Br., 1993). Dalam sebuah  DAS  kemudian  dibagi  dalam  area yang lebih kecil  menjadi  sub DAS.  Penentuan batas-batas sub DAS berdasarkan kontur, jalan dan rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air.
Dari peta topografi,  ditetapkan  titik-titik  tertinggi  disekeliling  sungai  utama  (main stream)  yang  dimaksudkan,  dan  masing-masing  titik  tersebut  dihubungkan  satu  dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung pangkalnya. Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu (Sri Harto Br., 1993).
Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi (Suripin, 2004):

1)  Luas dan bentuk DAS
Laju   dan   volume   aliran   permukaan   makin   bertambah   besar   dengan bertambahnya  luas DAS. Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari DAS, melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas, besarnya akan berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS. Ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan.
Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai. Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan dengan intensitas yang sama.






Gambar2.1  Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan


Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar atau melingkar. Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang lebih lama

dibandingkan dengan DAS yang melebar, sehingga terjadinya konsentrasi air dititik kontrol  lebih  lambat  yang  berpengaruh  pada  laju  dan  volume  aliran  permukaan. Faktor  bentuk  juga  dapat  berpengaruh  pada  aliran  permukaan  apabila  hujan  yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS, tetapi bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya. Pada DAS memanjang laju aliran akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum memberikan  kontribusi  pada titik kontrol ketika aliran permukaan  dari  hujan  di  hilir  telah  habis,  atau  mengecil.  Sebaliknya  pada  DAS melebar, datangnya aliran permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak, artinya air dari hulu sudah tiba sebelum aliran di titik kontrol mengecil/habis.

2)  Topografi
Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan, keadaan dan kerapatan  parit  dan/atau  saluran,  dan bentuk-bentuk  cekungan  lainnya  mempunyai pengaruh  pada laju dan volume aliran permukaan.  DAS dengan kemiringan  curam disertai parit/saluran yang rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan.  Pengaruh kerapatan parit, yaitu panjang parit per satuan luas DAS, pada aliran permukaan adalah memperpendek waktu konsentrasi, sehingga

memperbesar laju aliran permukaan.



  Gambar 2.2. Pengaruh kerapatan parit/saluran pada hidrograf aliran permukaan

3)  Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran permukaan  (C),  yaitu  bilangan  yang  menunjukkan  perbandingan  antara  besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan. Angka koefisien aliran permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik suatu DAS. Nilai C berkisar  antara  0  sampai  1.  Nilai  C  =  0  menunjukkan  bahwa  semua  air  hujan terintersepsi   dan   terinfiltrasi   ke   dalam   tanah,   sebaliknya   untuk   nilai   C   =   1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran permukaan.